Minggu, 11 Agustus 2013

BONUS BUKU yang TIDAK DISANGKA-SANGKA



Jam pertama kuliah hari Rabu itu sungguh menarik, karena ku paling doyan dan paling tertarik dengan matKulnya, ya! Matkul Perspektif Pendidikan di SD, pertama kali ngiisi KRS mataku terfokus pada nama mata kuliah itu. Yang sangat membuatku penasaran, sampai-sampai nyariin bukunya di Gramedia dan toko buku lainnya, walhasil tidak ketemu! Ha haa… cari di google materinya, ternyata dapat walau hanya secara umumnya. Saking penasarannya, ku coba cari referensi lain yang relevan mencoba menggeneralisasikannya. Ini berlangsung saat musimnya liburan semester, hanya ngisi celah waktu kosong. Hihihi..
Teeerrtttt…tettereeeett……!! Akhirnya liburan semester berganti musimnya, kembali lagi dengan rutinitas sebagai mahasiswi, berkutat dengan tugas-tugas dan ujian. Haaaha.. dengan langkah semangat ku tapakkan di tanah bumi, serasa bermetamorfosis. Mencoba lebih fokus kuliah dari sebelumnya. Motivasi naik entah berapa tingkat. Hahaaa..mungkin efek dari suaasananya hati merah jambu haaaaaa!! Itu awal semester 6 kemarin, BERHIJRAHHH!!!! Yap… ^__^
Dosen pembimbing mata kuliah Perspektif Pendidikan di SD tsb adalah dosen yang familiar bagi mahasiswanya. Ya walaupun dosen terbang istilahnya, karena kesibukannya yang luar biasa. Inilah tantangan bagi mahasiswanya, harus kudu WAJIB mandiri menelaah, menganalisis, memahami dan menerapkan materi dari matkul tsb dengan dosen yang luar biasa padatnya. Namun, beliau sangat disegani karena kebaikan dan kewibawaannya. Biasanya nihhh, yang kayak gini nii banyak banget tugasnya hihiii…. ASLI dugaaanku ada benarnya, tugasnya banyaaak dan level kesulitannya di atas rata-rata. Inilah proses belajar. ^__^ aku menyenangi cara seperti ini ketimbang kosong tugasnya.
Saat sayembara dari sang dosen tentang deskripsi mata kuliah tsb dan deskripsi tugas yang harus dijalani, aku fokussss..FO-KUS!!! Entahlaah motivasi darimana kok bisa sefokus itu. Karena ketertarikanku pada mata kuliah tsb, yang membuatku sangat penasaran dan menurutku ini menarik.
Berikut aturannya :
1.      Semua audien makalah WAJIB menjadi notulen
2.      Hasil diskusi dilaporkan menjadi satu draft (print out) dengan diselipkan jawaban pendapat/argumen pribadi setiap satu pertanyaan.

Yaaa aturan itu sangat jarang ada di setiap matkul, sehingga membuat sebagian besar mahasiswanya merasa keberatan. Sebenarnya tujuan dari aturan tsb adalah supaya mahasiswanya lebih fokus dan meningkatkan daya konsentrasi. Biar gak autis gituuu (assssiiik sendiri dengan gadgetnya). He hee.. saluuut aku dengan cara terBARU dosen tsb. Supaya membudayakan berkonsentrasi.
Apakah berhasil????? Yaaaa..awalnya berhasil, hening, serius, dan fokus banget mahasiswanya. Lama kelamaan eeeh malah semakin menurun tingkat keseriusannya. Katanya ingin ngelihat hasil diskusinya dari teman yang rajin mencatat ajaa. Ha haa.. ini kenapa ku juga tidak tahu haarus bagaimana lagi menjaga keFOKUSan mahasiswanya. Sungguh sebenarnya bagi mereka yang benar-benar kuliah menuntut ilmu itu biarpun seberat apapun tugasnya ataupun sejenuh apapun tugasnya teteeeeeuuup dijalani dengan semangat. Malah seharusnya nambah naik tuh semangatnya. Bukannya turun tingkatnya .-___-
Diskusi hari itu adalah diskusi minggu ketiga, entahlah ku pengen duduk di belakang (deretan keempat dari depan). Diskusi minggu pertama adalah kelompokku yang terpilih maju menyampaikan materi dengan judul “Landasan Filosofi dan Psikologi-Pedagogis Pendidikan di SD”. WOOOOwwww…. ASLI awalnya ku tidak yakin dapat menyelesaikannya, alhamduliilllaahh berhasil dan lancar. Hanya empat orang anggota yang hadir, sedangkan enam orang lainnya belum hadir, sang dosen meminta tetap jalan diskusi walau hanya satu atau dua orang anggota kelompoknya yang hadir. Benar-benar tidak menyangka hari itu giliran kelompokku yang maju dan tidak ada persiapan apapun malam sebelumnya. Tantangan berikutnya adalah materi dari judul makalah kelompokku itu isinya semua tentang filsafat, psikologis, n  pedagogis. Yang materinya emmmmmm… perlu pemahaman tingkat tinggi karena bahasa isi dari makalahnya itu tingkat tinggi. Bisa salah tafsir teori. -__- tapi untungnya ketika mengerjakan makalah tersebut adalah tiga orang rekan ku itu yang menolongku mengetik n mengkaji buku. Kalau hanya aku??? Waaahh GAWAT, entar tidak ada yang siap maju. Alhamdulillah dosen senang dengan penampilan diskusi kami dan dinilai bagus.
Namun, diskusi minggu kedua dan ,ketiga, sang dosen sedikit kecewa karena semakin menurun tingkat nilainya. Entahlah gimana caranya menilai, itu wewenang beliau. Rada jenuh juga ku saat diskusi ketiga itu ketika menyaksikan audiensnya yang sibuk masing-masing, kasihan rekan yang menyampaikan diskusi tidak diperhatikan, cuap-cuap tapi tidak disaksikan. Jikalau ada debatpun, yang didebat malah seperti menyalahkan jawaban si penyaji. Aku Dengan gaya pahlawan, entahlah dapat ilhamnya kapan, yang jelas karena ALLAH, aku bersuara dengan diawali acungkan tangan kanan. “iya, Latifah mau menambahkan jawaban” sahut moderator. Padahalku pengen diam, makanya duduk di belakang banget. Tetapi karena debat yang terus berlanjut akhirnya ku bersuara dengan sedikit pengetahuan yang kuperoleh. “pernah saya mendengar kajian tentang permasalahan yang sama dengan yang dibahas oleh si penanya tadi, Menurut Bu Retno, beliau adalah Ketua Federasi Serikat Guru Indonesia, menerangkan bahwa’ permasalahan kompetensi guru di Indonesia ini tidak dapat disalahkan hanya kepada si gurunya, karena tersistem, guru berhasil karena peran serta dari atasnya,yakni Supervisor, Kepsek, Kepala Dinas, sampai pada Menteri Pendidikan. Jika si guru gagal, maka perlu dikaji lagi atasannya si guru, sudahkah dan bagaimanakah kerjanya dalam meningkatkan kualitas guru di Indonesia, bawahannya(guru) berkualitas karena pihak atasnya juga berkualitas, begitu juga sebaliknya’. Maaf sekali, karena saya hanya menyimaknya melalui acara Wideshot MetroTV, hanya itu yang dapat saya tambahkan, terima kasih.”.
Jeeenggg..jeeennnggg…HENING banget ruang kuliah saat itu, aku heran kenapa tiba-tiba hening, dan yang membuatku lega adalah si penanya yang menyanggah penyaji tadi manggut-manggut mendengarkanku. Alhamdulillah, selesai debatnya^__^.. begitupun dosen, beliau manggut-manggut.
Di akhir diskusi, sang dosen apresiasi denganku ternyata, sungguh ku sangat malu ketika itu, karena ku kurang suka dipuji. Pengennya dilupakan aja yang tadi. Beliau memotivasi kawan-kawan mahasiswa lainnya agar sering-sering melihat acara TV yang bermanfaat dan relevan dengan dunia pendidikan, supaya wawasannya tidak hanya sebatas teori kuliah. Beliau juga menyarankan agar diskusi selanjutnya lebih banyak audiens yang menambahkan jawabannya, ohhh ternyata aku orang perdana yang menambahkan di dalam diskusi ini. Akhirnya, muncullah aturan BARU lagi hihii.. yaitu, DAPAT REWARD jika bobot pertanyaan dan jawabannya bagus hohoo… berlaku mulai diskusi selanjutnya. Alhamdulillah rame diskusi yang berikutnya, karena motivasinya naik.hehehe… ada iming-iming reward. Aku memiilih diam karena tidak ingin mendominasi, ku biarkan rekan-rekan lain yang berpartispasi. Ini berlangsung sampai di akhir diskusi yang paling terakhir, dan itu merupakan kuliah terakhir mata kuliah tersebut, entahlah sebagai penutupnya, aku ingin berpartisipasi dengan melayangkan pertanyaan untuk penyaji. Karena hari itu adalah diskusi terakhir, huhuu.. awalnya sang dosen memberikan janji mau menghadiahkan buku untuk mahasiswa yang paling bagus dan aktif.
Selesai diskusi, sang dosen promosi lagi buku referensi karangan beliau sendiri. Awalnya Aku tidak berharap bahwa aku orangnya, karena ku jarang berpartisipasi. “naaah..sesuai janji saya, bapak akan memberikan buku ini secara gratis untuk mahasiswa yang paling bagus, “ beliau sambil menyapu pandang ke semua arah di ruang tsb. “KAMU..Latifah” tiba-tiba dosen mengarahkan ke aku, buku tersebut diserahkan beliau kepadaku, masih dalam keadaan tidak menyangka, ku kaget tapi senang, “Wuaaa,, alhamdulillaaaahh.. benar pak??? Waaa senangnya, terima kasih, terima kasih pak” kataku sambil langsung meluk buku tsb. Yaa saking gemarnya ku mengoleksi buku-buku, jelas banget ku sangat bersyukur dan gembira. Sampai ibaratnya tu ngilerr  jika melihat buku-buku tentang agama, pendidikan, dan psikologi  di toko buku atau di PUsda Bjb. Entahlah di kemanakan buku-buku yang ku beli ini dalam kurun waktu tiga tahun terakhir. Pernah ada niat kelak insya Allah mau membikin ruang khusus di rumah, yaa ruang baca atau istilahnya ruang Perpustakaan pribadi, hahaahaaa. Karena tidak cukup muatan lagi nih lemari, dua buah lemari buku sudah -___-. Bahkan ada ditumpuk di atas meja. Apalagi buku itu adalah buah dari reward partisipasiku dan itu karangan beliau sendiri,  alhamdulillaah.. beliau adalah dosen tetap di universitasku, juga sebagai dosen IAIN bjm, dosen Stikes, dan Stkip. Sungguh suatu reward yang paling berkesan bagiku. ^_^ beliau ini sedang menempuh gelar Doktor. Luar biasa, aku masih kayak semut jika dibandingkan dengan beliau hhehee..ku masih perlu banyak belajar (baca dan berinteraksi dengan pengalamanan) tentang agama, pendidikan, tentang psikologi, tentang perkembangan anak, tentang ilmu komunikasi, tentang budaya dan alam. Supaya bisa jadi guru professional sekaligus menjadi mentor dan yang paling utama adalah supaya menjadi hamba Allah yang semakin taqwa ketika mendapatkan suatu ilmu-ilmu tambahan yang didapat darimana saja. MAN JADDA WA JADA… ^____^


ALLAH menjaga




Sudah kesekian kali pipinya basah, sudah puluhan kali  air matanya mengalir. Sudah kesekian kali hatinya hancur. Namun, kerasnya kehidupan tak jua menghancurkan imannya. Hanya perasaan yang berkutat dengan segala emosi, terus bertarung melawan emosi. Puluhan kali hatinya serasa remuk, yaa remuk diterjang badai perasaan yang menyelimuti harinya.
Ingatannya seperti kuat sekali, yaa tertulis di pikirannya. Beban perasaan serasa sangat berat, hingga tak kuat berdiri jiwanya. Menggetarkan emosinya, dia teringat akan guncangan batin yang begitu hebat, dunia ini serasa begitu kejam di pikirannya. Guncangan batin yang membuatnya depresi, semangatnya ditelan pengalaman pahit itu. Begitu gelap dan suram pengalaman masa lalunya. Dia tersudutkan dan diam merenungi yang terjadi. Perasaannya ingin teriak, namun hanya tangis yang tumpah. Nangis, nangis, hanya  itu yang membuatnya tegar. Mengekspresikannya dengan tangis, itu adalah kekuatan terakhir yang dimilikinya.
Suatu hari, dia mengalami kondisi fisik yang sangat lemah. Tekanan darah dan jumlah darahnya di bawah normal, 70!!!!!. Suhu tubuhnya naik entah berapa derajat celcius. Tubuhnya tidak dapat seimbang, semuanya terasa miring dan bergoyang, karena tidak seimbang kondisi tekanan darahnya. Terbangun dari tidur, hanya kepala sakit yang dirasakannya, hatinya yang sudah remuk itu terus berjuang bangun dari tidurnya, berjuang melangkah, tangannya berpegangan dengan tembok kamar. Hingga dia terkulai lemah, matanya tidak kuat lagi menatap sekeliling. Akhirnya muntah-muntah, subuh itu menjadi saksi betapa dropnya kondisi dia ketika itu. Tak kuat berdiri, tak kuat duduk. Hanya terbaring lemah, suaranya sangat pelan. Semua makanan tak jua masuk ke dalam perutnya dengan baik, rupanya kondisinya juga membuat nafsu makannya hilang, yaa dia merasakan lapar, tetapi tidak selera makan. Komplikasi ternyata maagnya juga parah. “Opname ma, opname saja ma..” dia bersuara minta di rawat di RS kepada mamanya. Sang mama hanya terdiam melihat kondisi anak kesayangannya itu. Sangat pucat, dan sangat lemah tubuhnya. “nanti ya nak, tunggu beberapa hari, kalau tidak sembuh baru kita rawat inap di RS. Tunggu reaksi obat dari dokter tadi ya.” Jawab mama.
Berjuang menyembuhkan hati dan raganya yang sudah remuk itu dalam keadaan terbaring di kamarnya, dilihatnya layar HPnya. Hatinya berharap ada seseorang yang menanyakan kabarnya, tapi tak ada. Tak ada sms dan tak ada telpon. Seseorang yang hilang kontak, yaa seseorang yang memutuskan untuk pergi dari kehidupan dia. Sudah tiga bulan berlalu, namun dia tidak sanggup bangkit dari keterpurukan patah hati. Hingga membuatnya jatuh sakit. Selama hidupnya, ini adalah sakit terparah yang dia alami. Setiap malam, dia menangis. Curhat kepada Allah dalam keadaan terbaring lemah, hanya tangis yang dapat dia kerjakan. Hatinya begitu sakit dan hancur. Meminta ampun kepada Allah.
Satu tahun lebih berlalu, kini dia bisa bangkit setelah perjalanan panjang yang sangat menguras kekuatan batinnya. “aku  tidak akan pacaran lagi” begitu ucapan seseorang itu setelah putus dengan dia. Masih terngiang di ingatannya ucapan seseorang itu, sampai tersiar berita, seseorang itu sudah memiliki pacar lagi. Sangat membuat terkejut dia, “bohong!!” batinnya bicara. Dia hanya bisa melihat aktivitas seseorang itu di media sosial FB, dan fakta itu benar adanya. Yang membuatnya iri  adalah seseorang itu begitu mempublikasikan hubungannya dengan cewek itu di FB, kemana-kemana selalu berdua, bahkan dikenalkan dengan keluarganya. Sedangkan ketika bersama dia adalah kebalikannya.
Hatinya yang awam itu kini merasa jengkel, kenapa setiap dengan cewek lain selalu seperti itu, sedangkan ketika dengan dia tidak begitu. Begitu menjaga. Sudah dua kali masa lalu dengan kejadian yang sama. Yaa gagal dalam pacaran.
Suatu ketika, hidup baru menghampiri dia. Yaaa banyak teman baru yang mewarnai harinya, sahabat yang baik. Seakan hilang kejadian masa lalunya. Sampai akhirnya kenal dekat dengan seorang ikhwan. Dari itulah, dia mengenal dan memahami akidah Islam yang lumayan banyak. Yang sebelumnya tidak pernah begini. Ikhwan itu adalah kakak kelas dia sewaktu Aliyah. Walau beda kuliahnya, namun karena kuasa Allah, akhirnya dia dan ikhwan itu dapat bersatu hatinya. Ada getaran hebat di hatinya ketika kenal dekat dengan ikhwan itu, sampai suatu hari sang ikhwan menyatakan perasaannya kepada dia lewat sms. Awalnya dia tidak begitu special menanggapinya, karena dia takut dan waspada dengan patah hati lagi. Entahlah, yang namanya hati pasti luluh juga. Akhirnya dia mencoba masuk ke hati ikhwan itu, mengenal liqo dan gabung. Semenjak itu, banyak didikan yang diperoleh. Akhirnya dia paham kenapa setiap dekat dengan seorang cowok tidak pernah yang berlebihan mempublikasikan dan bahkan tidak pernah jalan berdua, pokoknya kayak teman biasa. Yaaa.. itu karena Allah swt menjaga dia. Ada sempat membuat hatinya iri dengan gaya pacaran masa lalu-masa lalunya yang dulu tidak pernah begitu saat dengannya, tapi dengan pacar baru malah sering jalan berdua. Ohh ternyata ada hikmahnya, Allah menjaga dia dari perbuatan yang mendekati zina itu(pacaran). Ada ketenangan batin ketika dia gabung dengan liqo. Banyak akhwat yang menjadi mentornya, dunia baru telah menjajaki kehidupan dia. Kini dia berhijrah dan terus berhijrah, bahkan pakaiannya pun juga diubahnya. Seisi lemari pakaian dibongkar habis-habisan, diganti dengan pakaian berjenis kain tanpa kaos. Semuanya berlengan panjang, dan ukurannya panjang, banyak rok dan gamis memenuhi lemarinya. Semua jilbabnya juga dibongkar, diganti dengan jilbab yang syar’i. cara penampilan dia juga berubah, lebih sederhana dan tidak mencolok. Kalem saja warnanya. Jilbabnya pun juga biasa saja modelnya, dan selalu memakai kaos kaki kemanapun pergi. Ternyata dunia yang seperti ini yang cocok dengan dia, ada ketenangan yang luar biasa di hatinya ketika berhijrah, ini kebahagiaan yang luar biasa, anugerah dan hidayah yang diberikan Allah swt sudah membuatnya hijrah. Kini dia merasakan Allah sangat dekat, dan dia ingin selalu dekat. Innallaha qoriiib (sesungguhnya Allah dekat). Pola pikirnya juga sudah berubah, cara bicaranya juga otomatis berubah, bukan karena tuntutan tapi karena memang dengan sendirinya berubah seiring berjalannya waktu dan sebanyak kajian ilmu yang diperolehnya. Kini dia lebih banyak diam, gaya bicaranya juga tidak sama dengan yang dulu. Tertawa juga tidak berlebihan kayak sebelumnya. Lebih sering tersenyum. Dan yang paling menakjubkan adalah dia bisa dengan tulus tersenyum di hadapan seseorang masa lalunya. Bahkan senyum untuk ceweknya itu. Dulu, dia sangat menghindari bertemu dengan seseorang itu,   namun kini dia sudah bisa, karena keikhlasan telah mengubah pola pikirnya, raut muka dia juga berubah seiring karakternya yang berubah, ini yang dirasakan teman-temannya. Benar  Yang disebutkan oleh teori psikologi, bahwa bentuk dan raut wajah seseorang berubah karena karakternya juga berubah. Karakter dapat mengubah wajah seseorang, bisa lebih tenang rautnya, namun bisa juga sebaliknya . tergantung karakter perubahannya. Bisa tampak lebih muda dan sebaliknya. Pikir positif itu ternyata mengakibatkan dampak yang luar biasa, karena Islam sudah menjelaskan bagaimana berkehidupan yang baik dan sesuai akidah di dalam Qur’an. Inilah ketenangan hidup yang sebenarnya jika memahami hakekat hidup yang sebenarnya. Tidak hanya kenal dekat dengan ikhwan itu, namun dia juga memiliki teman-teman yang luar biasa dalam hal kajian Islam, yang juga sering diskusi bareng. Walau juga seorang laki-laki, asal jaga jarak dan ada tujuan yang bermanfaat, insya Allah tidak apa diskusi. Tidak menyangka, ternyata teman-teman satu forumnya dulu itu juga nyambung jika diskusi keislaman. Ternyata juga sebagian ikut liqo, bahkan anggota FPI. Pantas saja pola pikir mereka jernih. Mereka adalah teman-teman di forum relawan PRB Kab Banjar. Benar-benar scenario Allah yang sangat cantik. Ikhwan itu yang adalah kakak kelas dia ketika di Aliyah malah sekarang sangat dekat. Bahkan ada perasaan sama. Benar-benar tidak menduga sebelumnya. Ikhwan itu juga yang sudah membuat dia semakin dekat dengan Allah, tentu ini semua karena kehendak dan kuasa Allah swt yang sudah mengaturnya sedemikian rupa. ^__^