Jam
pertama kuliah hari Rabu itu sungguh menarik, karena ku paling doyan dan paling
tertarik dengan matKulnya, ya! Matkul Perspektif Pendidikan di SD, pertama kali
ngiisi KRS mataku terfokus pada nama mata kuliah itu. Yang sangat membuatku
penasaran, sampai-sampai nyariin bukunya di Gramedia dan toko buku lainnya,
walhasil tidak ketemu! Ha haa… cari di google materinya, ternyata dapat walau
hanya secara umumnya. Saking penasarannya, ku coba cari referensi lain yang
relevan mencoba menggeneralisasikannya. Ini berlangsung saat musimnya liburan
semester, hanya ngisi celah waktu kosong. Hihihi..
Teeerrtttt…tettereeeett……!!
Akhirnya liburan semester berganti musimnya, kembali lagi dengan rutinitas
sebagai mahasiswi, berkutat dengan tugas-tugas dan ujian. Haaaha.. dengan
langkah semangat ku tapakkan di tanah bumi, serasa bermetamorfosis. Mencoba
lebih fokus kuliah dari sebelumnya. Motivasi naik entah berapa tingkat.
Hahaaa..mungkin efek dari suaasananya hati merah jambu haaaaaa!! Itu awal
semester 6 kemarin, BERHIJRAHHH!!!! Yap… ^__^
Dosen
pembimbing mata kuliah Perspektif Pendidikan di SD tsb adalah dosen yang
familiar bagi mahasiswanya. Ya walaupun dosen terbang istilahnya, karena
kesibukannya yang luar biasa. Inilah tantangan bagi mahasiswanya, harus kudu
WAJIB mandiri menelaah, menganalisis, memahami dan menerapkan materi dari
matkul tsb dengan dosen yang luar biasa padatnya. Namun, beliau sangat disegani
karena kebaikan dan kewibawaannya. Biasanya nihhh, yang kayak gini nii banyak
banget tugasnya hihiii…. ASLI dugaaanku ada benarnya, tugasnya banyaaak dan
level kesulitannya di atas rata-rata. Inilah proses belajar. ^__^ aku
menyenangi cara seperti ini ketimbang kosong tugasnya.
Saat
sayembara dari sang dosen tentang deskripsi mata kuliah tsb dan deskripsi tugas
yang harus dijalani, aku fokussss..FO-KUS!!! Entahlaah motivasi darimana kok
bisa sefokus itu. Karena ketertarikanku pada mata kuliah tsb, yang membuatku
sangat penasaran dan menurutku ini menarik.
Berikut
aturannya :
1. Semua
audien makalah WAJIB menjadi notulen
2. Hasil
diskusi dilaporkan menjadi satu draft (print
out) dengan diselipkan jawaban pendapat/argumen pribadi setiap satu
pertanyaan.
Yaaa
aturan itu sangat jarang ada di setiap matkul, sehingga membuat sebagian besar
mahasiswanya merasa keberatan. Sebenarnya tujuan dari aturan tsb adalah supaya
mahasiswanya lebih fokus dan meningkatkan daya konsentrasi. Biar gak autis
gituuu (assssiiik sendiri dengan gadgetnya). He hee.. saluuut aku dengan cara
terBARU dosen tsb. Supaya membudayakan berkonsentrasi.
Apakah
berhasil????? Yaaaa..awalnya berhasil, hening, serius, dan fokus banget
mahasiswanya. Lama kelamaan eeeh malah semakin menurun tingkat keseriusannya.
Katanya ingin ngelihat hasil diskusinya dari teman yang rajin mencatat ajaa. Ha
haa.. ini kenapa ku juga tidak tahu haarus bagaimana lagi menjaga keFOKUSan
mahasiswanya. Sungguh sebenarnya bagi mereka yang benar-benar kuliah menuntut
ilmu itu biarpun seberat apapun tugasnya ataupun sejenuh apapun tugasnya
teteeeeeuuup dijalani dengan semangat. Malah seharusnya nambah naik tuh
semangatnya. Bukannya turun tingkatnya .-___-
Diskusi
hari itu adalah diskusi minggu ketiga, entahlah ku pengen duduk di belakang
(deretan keempat dari depan). Diskusi minggu pertama adalah kelompokku yang
terpilih maju menyampaikan materi dengan judul “Landasan Filosofi dan
Psikologi-Pedagogis Pendidikan di SD”. WOOOOwwww…. ASLI awalnya ku tidak
yakin dapat menyelesaikannya, alhamduliilllaahh berhasil dan lancar. Hanya
empat orang anggota yang hadir, sedangkan enam orang lainnya belum hadir, sang
dosen meminta tetap jalan diskusi walau hanya satu atau dua orang anggota
kelompoknya yang hadir. Benar-benar tidak menyangka hari itu giliran kelompokku
yang maju dan tidak ada persiapan apapun malam sebelumnya. Tantangan berikutnya
adalah materi dari judul makalah kelompokku itu isinya semua tentang filsafat,
psikologis, n pedagogis. Yang materinya
emmmmmm… perlu pemahaman tingkat tinggi karena bahasa isi dari makalahnya itu
tingkat tinggi. Bisa salah tafsir teori. -__- tapi untungnya ketika mengerjakan
makalah tersebut adalah tiga orang rekan ku itu yang menolongku mengetik n
mengkaji buku. Kalau hanya aku??? Waaahh GAWAT, entar tidak ada yang siap maju.
Alhamdulillah dosen senang dengan penampilan diskusi kami dan dinilai bagus.
Namun,
diskusi minggu kedua dan ,ketiga, sang dosen sedikit kecewa karena semakin
menurun tingkat nilainya. Entahlah gimana caranya menilai, itu wewenang beliau.
Rada jenuh juga ku saat diskusi ketiga itu ketika menyaksikan audiensnya yang
sibuk masing-masing, kasihan rekan yang menyampaikan diskusi tidak
diperhatikan, cuap-cuap tapi tidak disaksikan. Jikalau ada debatpun, yang
didebat malah seperti menyalahkan jawaban si penyaji. Aku Dengan gaya pahlawan,
entahlah dapat ilhamnya kapan, yang jelas karena ALLAH, aku bersuara dengan
diawali acungkan tangan kanan. “iya, Latifah mau menambahkan jawaban” sahut
moderator. Padahalku pengen diam, makanya duduk di belakang banget. Tetapi
karena debat yang terus berlanjut akhirnya ku bersuara dengan sedikit
pengetahuan yang kuperoleh. “pernah saya mendengar kajian tentang permasalahan
yang sama dengan yang dibahas oleh si penanya tadi, Menurut Bu Retno, beliau
adalah Ketua Federasi Serikat Guru Indonesia, menerangkan bahwa’ permasalahan
kompetensi guru di Indonesia ini tidak dapat disalahkan hanya kepada si
gurunya, karena tersistem, guru berhasil karena peran serta dari atasnya,yakni
Supervisor, Kepsek, Kepala Dinas, sampai pada Menteri Pendidikan. Jika si guru
gagal, maka perlu dikaji lagi atasannya si guru, sudahkah dan bagaimanakah
kerjanya dalam meningkatkan kualitas guru di Indonesia, bawahannya(guru)
berkualitas karena pihak atasnya juga berkualitas, begitu juga sebaliknya’.
Maaf sekali, karena saya hanya menyimaknya melalui acara Wideshot MetroTV,
hanya itu yang dapat saya tambahkan, terima kasih.”.
Jeeenggg..jeeennnggg…HENING
banget ruang kuliah saat itu, aku heran kenapa tiba-tiba hening, dan yang
membuatku lega adalah si penanya yang menyanggah penyaji tadi manggut-manggut
mendengarkanku. Alhamdulillah, selesai debatnya^__^.. begitupun dosen, beliau
manggut-manggut.
Di
akhir diskusi, sang dosen apresiasi denganku ternyata, sungguh ku sangat malu
ketika itu, karena ku kurang suka dipuji. Pengennya dilupakan aja yang tadi.
Beliau memotivasi kawan-kawan mahasiswa lainnya agar sering-sering melihat
acara TV yang bermanfaat dan relevan dengan dunia pendidikan, supaya wawasannya
tidak hanya sebatas teori kuliah. Beliau juga menyarankan agar diskusi selanjutnya
lebih banyak audiens yang menambahkan jawabannya, ohhh ternyata aku orang
perdana yang menambahkan di dalam diskusi ini. Akhirnya, muncullah aturan BARU
lagi hihii.. yaitu, DAPAT REWARD jika bobot pertanyaan dan jawabannya bagus
hohoo… berlaku mulai diskusi selanjutnya. Alhamdulillah rame diskusi yang
berikutnya, karena motivasinya naik.hehehe… ada iming-iming reward. Aku
memiilih diam karena tidak ingin mendominasi, ku biarkan rekan-rekan lain yang
berpartispasi. Ini berlangsung sampai di akhir diskusi yang paling terakhir,
dan itu merupakan kuliah terakhir mata kuliah tersebut, entahlah sebagai
penutupnya, aku ingin berpartisipasi dengan melayangkan pertanyaan untuk
penyaji. Karena hari itu adalah diskusi terakhir, huhuu.. awalnya sang dosen
memberikan janji mau menghadiahkan buku untuk mahasiswa yang paling bagus dan
aktif.
Selesai
diskusi, sang dosen promosi lagi buku referensi karangan beliau sendiri.
Awalnya Aku tidak berharap bahwa aku orangnya, karena ku jarang berpartisipasi.
“naaah..sesuai janji saya, bapak akan memberikan buku ini secara gratis untuk
mahasiswa yang paling bagus, “ beliau sambil menyapu pandang ke semua arah di
ruang tsb. “KAMU..Latifah” tiba-tiba dosen mengarahkan ke aku, buku tersebut
diserahkan beliau kepadaku, masih dalam keadaan tidak menyangka, ku kaget tapi
senang, “Wuaaa,, alhamdulillaaaahh.. benar pak??? Waaa senangnya, terima kasih,
terima kasih pak” kataku sambil langsung meluk buku tsb. Yaa saking gemarnya ku
mengoleksi buku-buku, jelas banget ku sangat bersyukur dan gembira. Sampai
ibaratnya tu ngilerr jika melihat
buku-buku tentang agama, pendidikan, dan psikologi di toko buku atau di PUsda Bjb. Entahlah di
kemanakan buku-buku yang ku beli ini dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.
Pernah ada niat kelak insya Allah mau membikin ruang khusus di rumah, yaa ruang
baca atau istilahnya ruang Perpustakaan pribadi, hahaahaaa. Karena tidak cukup muatan
lagi nih lemari, dua buah lemari buku sudah -___-. Bahkan ada ditumpuk di atas
meja. Apalagi buku itu adalah buah dari reward partisipasiku dan itu karangan
beliau sendiri, alhamdulillaah.. beliau
adalah dosen tetap di universitasku, juga sebagai dosen IAIN bjm, dosen Stikes,
dan Stkip. Sungguh suatu reward yang paling berkesan bagiku. ^_^ beliau ini
sedang menempuh gelar Doktor. Luar biasa, aku masih kayak semut jika
dibandingkan dengan beliau hhehee..ku masih perlu banyak belajar (baca dan
berinteraksi dengan pengalamanan) tentang agama, pendidikan, tentang psikologi,
tentang perkembangan anak, tentang ilmu komunikasi, tentang budaya dan alam.
Supaya bisa jadi guru professional sekaligus menjadi mentor dan yang paling
utama adalah supaya menjadi hamba Allah yang semakin taqwa ketika mendapatkan
suatu ilmu-ilmu tambahan yang didapat darimana saja. MAN JADDA WA JADA… ^____^